Sekalipun Hanya Rumput, Mappatabe Masih Budaya Kita Orang Bugis Makassar

Pak Hasbullah sedang asyik memeotong rumput buat pakan ternaknya


Rumput adalah tumbuhan yang berdaun sempit meruncing tumbuhnya di atas permukaan tanah.

Rumput tumbuh secara liar dengan sendirinya namun ada pula yang sengaja ditanam oleh manusia sesuai kebutuhan.

Rumput yang tumbunya secara liar dan tidak berada di dalam lahan atau perkebunan orang maka akan menjadi milik siapa saja.

Orang bebas mengambilnya, baik untuk keperluan pakan ternak atau untuk kebutuhan lainnya.

Tetapi sejauh ini covid-19 belum juga beranjak pergi dari bumi, sampai-sampai lahan seluas 7116 meter persegi milik MTs Al-Abrar Panggala Desa Taccorong ditumbuhi rumput yang  yang lebat dan subur, apalagi selalu disiram hujan diawal bulan Maret 2020.

Dengan kondisi seperti itu para pemburu rumputpun berdatangan silih berganti dari berbagai desa dan kecamatan dalam wilayah kabupaten Bulukumba.

Akan tetapi dari semua peternak yang datang hendak memotong rumput hanya sebahagian kecil di antara mereka yang meminta izin pada penglola Madrasah.

Berbeda dengan pak Hasbullah salah seorang peternak sapi dari kasuara kecamatan ujung bulu, dengan sedikit canggung datang menemui penjaga sekolah untuk meminta izin agar dieberi kesempatan untuk memotong rumput yang akan digunakan sebagai pakan ternaknya.

Sedikit terasa aneh zaman sudah sedemikian majunya, ternyata masih ada orang-orang yang memiliki budaya "mappatabe" dengan begitu kentalnya, sampai-sampai sekalipun untuk memotong rumputpun tak lupa untuk selalu meminta izin pada pemiliknya.

Padahal rumput tersebut menurut penjaga sekolah saat dikonfirmasi oleh admin via WA menyatakan;
Sebenarnya saya sudah sudah mau melakukan penyemprotan dengan menggunakan pestisida, tetapi banyaknya pemburu rumput, maka saya urungkan sembari memberikan kesempatan buat yang lainnya, pertimbangan lain belum adanya kegiatan proses belajar mengajar di madrasah diakibatkan oleh covid-19 yang menjadi penyebab".
Nilai rumput untuk satu karung mungkin bagi sebahagian orang peternak bukanlah sesatu yang mahal,  tetapi berbeda bagi pak Hasbullah. 

Sekecil apapun dan semurah apapun jika bukan kita yang punya lalu kita akan memilikinya apapun itu, maka sebaiknya minta izin dahulu kepada pemiliknya agar merelakannya biar sipemakai enak dan sipemilik juga merasa dihargai". 
Hal ini tentu menggambarkan budi pekerti yang ada pada diri pak Hasbullah. Mappatabe adalah budaya warisan bugis makassar yang sudah turun temurun dan masih melekat pada diri seorang pemburu rumput.





0 Response to "Sekalipun Hanya Rumput, Mappatabe Masih Budaya Kita Orang Bugis Makassar"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel